Monday, July 29, 2013

Bioteknologi untuk Kemajuan Pertanian



Sebagian besar penduduk Indonesia menempati wilayah pedesaan dan mereka hidupnya sangat bergantung pada sektor pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Mei 2012 tenaga kerja di sektor pertanian mencapai 41,2 Juta jiwa atau sekitar 43,4% dari jumlah total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,76% atau sebesar 1,9 juta dibandingkan Agustus 2011. Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia setelah Cina (66%) dan India (53,2%) dalam hal kuantitas tenaga kerja di bidang pertanian. Sektor pertanian di Indonesia sungguh sangat strategis untuk  meningkatkan taraf hidup penduduk di pedesaan sebagai sarana penyedia pangan bagi seluruh penduduk Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan sektor pertanian ke depan seyogianya dengan sasaran utama peningkatan kesejahteraan para petani dan pemantapan ketahanan pangan nasional. Akhir-akhir ini mencuat ke publik mengenai kenaikan produk pertanian, seperti bawang merah, bawang putih, dan cabe. Kenaikan ini sangat signifikan mengingat produk tersbut merupakan bahan pokok masakan sebagian bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pengaplikasian bioteknologi bisa memajukan pertanian agar lebih efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dan juga meningkatkan taraf hidup petani. Secara definisi, istilah bioteknologi mempunyai pengertian yakni penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat. Bioteknologi merupakan salah satu pencapaian teknologi yang sangat penting dalam sejarah umat manusia. Dengan teknologi ini manusia telah mencapai suatu aras pemahaman dan aplikasi ilmu yang berimplikasi sangat luas bagi kehidupan manusia maupun alam. Bioteknologi pertanian merupakan salah satu cabang utama dan sangat penting dalam pengembangan bioteknologi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan pangan. Cabang bioteknologi telah berkembang sangat pesat dan menghasilkan temuan maupun aplikasi-aplikasi baru dalam produksi pertanian yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dapat dicapai dan mempunyai pengaruh luas dalam berbagai gatra kehidupan manusia. Oleh karena itu pemahaman mengenai bioteknologi menjadi mutlak diperlukan begi mereka yang sedang belajar ilmu-ilmu pertanian sebagai bekal untuk dapat lebih memahami dan menerapkan ilmu dan teknologi pertanian secara efektif dan lebih bijak.
Aktivitas bioteknologi pertanian seperti kultur jaringan, mutagenesis, isolasi DNA, tanaman transgenik, rekayasa genetik bibit unggul, bioteknologi pupuk hayati dan mikroba, dan lain-lain sudah banyak digalakkan, namun masih terkendala oleh kurangnya sosialisasi, informasi, serta pendidikan bagi petani. Produk-produk bioteknologi yang sudah banyak dikenal mansyarakat luas seperti produk minuman hasil fermentasi, wine, bir, yogurt, kefir, atau produk makanan seperti misalnya tempe, oncom, dan tape. Mengingat cuaca dan intensitas hujan di bumi akhir-akhir ini sulit diprediksi maka penelitian dan pengembangan bioteknologi akan membantu memberi solusi bagi para petani agar tanamannya merupakan bibit unggul yang mempunyai daya resistansi kuat dari patogen dan virus serta resistansi dari ketidakpastian cuaca sehingga petani bisa memanen hasil pertanian mereka lebih melimpah karena tanaman mereka sehat dan berbuah subur. Bioteknologi pertanian ini diharapkan bisa memajukan sektor pertanian untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
penulis @tantantr

Sunday, February 3, 2013

Sampah, Kompos, dan Banjir

 sumber foto: www.google.co.id
AWAL 2013, Indonesia dikejutkan dengan bencana banjir yang menimpa Ibu Kota. Tidak hanya Jakarta saja yang menerima kenyataan pahit ini, tetapi beberapa kota penyangga Jakarta dan beberapa kota besar lain di Indonesia juga turut dikunjungi banjir. Namun memang DKI Jakarta dan kota-kota penyangganyalah yang menderita paling parah. Media-media di Indonesia, baik cetak ataupun elektronik, ramai memberitakan bencana ini. Bahkan media asing pun turut ambil bagian mengabarkan keadaan Jakarta.

Kamis, 17 Januari 2013, hujan turun cukup deras hingga menyebabkan area genangan air di Jakarta meluas. Ibu Kota Indonesia sedang diuji. Joko Widodo, gubernur DKI Jakata yang bahkan belum genap 100 hari menduduki jabatannya telah mengeluarkan banyak opsi mengatasi banjir. Bahkan dia telah berkonsultasi dengan berbagai pakar banjir, mantan menteri, hingga belajar dari pengalaman Negara Gajah Putih. Seperti kita ketahui, Thailand pernah mengalami hal serupa tahun lalu. Banjir yang menggenang negara itu telah mengakibatkan berbagai kerusakan dan kerugian. Produsen-produsen otomotif Thailand, pertanian dan industri, hingga pabrik-pabrik elektronik pun terkena imbasnya. Mungkin tidak banyak orang menyadari, beberapa barang elektronik seperti hardisk mengalami peningkatan harga setelah bencana banjir di Thailand.

Selain Thailand, negara tetangga Indonesia di sebelah selatan, yakni Australia, pernah merasakan hal serupa. Banjir pernah mampir di negara Kanguru tersebut selama beberapa hari hingga melumpuhan berbagai aktivitas di sana. Banjir Jakarta ini pun merupakan bencana yang berdampak vital, sebab telah mengganggu berbagai aktivitas, seperti kenegaraan, pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, perbankan, industri, aktivitas belajar mengajar, dan lain-lain.

Sungguh mengerikan memang. Bahkan rendaman air telah melumpuhkan aktivitas di distrik sentral bisnis Jakarta. Bundaran Hotel Indonesia (HI) merupakan wilayah penting di Jakarta, dan banjir telah meredam jalan sekitar bundaran HI dan beberapa jalan protokol di Jakarta. Di jalan protokol tersebut terdapat banyak kantor penting yang menjadi pusat kegiatan berbagai kalangan elite pemerintahan hingga warga sipil.

Sekolah-sekolah pun turut terkena imbasnya dengan diliburkannya kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa sekolah yang terendam air, dan ada pula yang selamat dari genangan air namun jalan menuju sekolah tersebut tak luput dari kunjungan air banjir. Salah satu universitas di daerah Grogol juga tidak luput dari banjir. Air turut menginap di kamar-kamar kos beberapa mahasiswa di sana.

Banjir tahun 2013 ini merupakan banjir parah setelah banjir lebih parah terjadi pada 2007. Air hujan, air bersih, dan air banjir merupakan istilah-istilah penamaan air yang saling berkaitan satu sama lain. Akar dari air banjir ialah sampah, buruknya sistem drainase, dan hilangnya kawasan hijau sebagai daerah resapan air.

Setiap manusia menghasilkan sampah tiap hari. Oleh sebab itu semakin besar suatu kota maka semakin banyak sampah yang dihasilkan. Pada 2005, sampah yang dihasilkan DKI Jakarta adalah 6.000 ton per hari atau 25.687 m3 setiap harinya. Sampah tersebut langsung dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, tanpa ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Sementara itu, armada Dinas Kebersihan DKI hanya dapat mengangkut sampah 24.675 m3 per hari, sehingga tersisa 1.012 m3 tidak dapat diangkut ke TPA Bantar Gebang.

Kondisi TPA pun menjadi sangat memprihatinkan, karena sampah telah menimbulkan daya tampung ruang yang semakin kecil, kondisi sampah menggunung, pencemaran lingkungan, dan dampak sosial. Pemulung di Bantar Gebang  mengambil plastik, kaca, dan logam. Kesadaran untuk mengambil sampah organik yang memiliki persentase cukup besar dalam hal kuantitas penyumbang sampah di Bantar Gebang masih minim, sehingga sampah menggunung dan mencemari air, tanah, serta udara di sekitar TPA.

Sebenarnya, bila telah ada kesadaran dan aktivitas untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos, volume gunungan sampah akan berkurang. Peluang usaha kompos dan pertanian organik akan memiliki berbagai manfaat, yakni mengurangi sampah, menyediakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan suplai pupuk kompos bagi petani agar para petani tidak terus menerus menangis karena kenaikan harga pupuk kimia.

Terdapat hubungan cukup erat antara sampah, kompos, lapangan kerja, air, dan banjir. Tanah yang memiliki kadar unsur hara rendah akan sulit menyerap air hujan dan cadangan air bersih semakin berkurang, sehingga sebagian besar air hujan langsung mengalir ke sungai. Apabila curah hujan tinggi dan sungai mengalami pendangkalan karena rendahnya kesadaran warga yang masih gemar membuang sampah ke sungai, maka air tidak akan memiliki rumah dan jalan untuk tinggal. Sehingga, air yang rumahnya telah dirusak manusia itu akan menginap di rumah-rumah warga hingga di rumah Presiden Indonesia, Istana Negara. Presiden SBY harus menggulung celananya saat hendak masuk istana. Itu merupakan pemandangan ironis dan seharusnya tidak terjadi.

Selain itu, area hijau yang semakin sempit pun turut menyebabkan penurunan unsur hara tanah. Pengelolaan sampah organik sebagai sumber unsur hara tanah membutuhkan tenaga kerja, sehingga terbukalah lapangan kerja baru. Namun baru sebagian kecil sampah organik yang notabene berasal dari limbah beberapa pasar dijadikan kompos. Apabila semua sampah dapat dijadikan kompos berarti akan semakin banyak mengurangi pengangguran dan lingkungan hidup semakin bersih dan sehat, sehingga penyebab banjir akan berkurang.

Penurunan kadar bahan organik atau hara tanah akan mengakibatkan daya menyerap air menjadi berkurang. Penurunan bahan organik satu persen  akan menyebabkan air sebanyak 200 m3 per hektar langsung mengalir ke sungai. Hal tersebut dapat dilihat di Bendungan Katulampa, Bogor. Apabila hujan, debitnya segera naik, tetapi beberapa saat kemudian debitnya normal kembali, hal ini berarti kawasan-kawasan di bagian hilir menjadi rawan banjir. Gundulnya lahan di Indonesia dan berkurangnya area hijau mengakibatkan pengurangan media resapan air hujan. Untuk mengurangi longsor dan banjir, lahan-lahan pertanian dan lahan-lahan di dataran tinggi harus ditingkatkan kembali kadar bahan organiknya. Pemberian sampah segar akan berakibat buruk bagi kegiatan pertanian karena nisbah C/N-nya masih tinggi, sehingga mikroorganisme yang terdapat di dalamnya akan memanfaatkan unsur hara di kawasan tersebut. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka sampah tersebut harus dijadikan kompos terlebih dahulu.

Pemberian kompos pada tanah akan meningkatkan kadar hara tanah, sebab satu kilogram bahan organik dapat menyerap lima sampai 10 liter air. Tanah dengan kadar hara baik akan memiliki pori-pori yang baik pula, sehingga air hujan bisa lebih mudah diserap. Pemberian kompos untuk peningkatan hara tanah akan berkaitan dengan pengolahan sampah. Pasalnya, sumber yang cukup potensial bagi pembuatan kompos adalah dari sampah organik yang mendominasi TPA dan semua ini akan berpengaruh pada minimalisasi penyebab banjir.

Semoga masalah-masalah ini akan segera terselesaikan dengan baik, sehingga seluruh komponen bangsa akan hidup aman dan nyaman.

Friday, January 18, 2013

Pendidikan Karakter Melalui Film


KEKALAHAN Timnas Indonesia menjadi antiklimaks masalah nasionalisme dan kecintaan rakyat Indonesia terhadap negerinya sendiri. Keberangkatan Timnas tanpa diiringi hiruk pikuk dukungan dan doa dari segenap elemen negara termasuk pemerintah dan masyarakat Indonesia menjadi indikasi lunturnya rasa cinta terhadap negeri ini.  
Ibu Pertiwi saat ini mungkin menangis pilu menyaksikan bergesernya kebanggaan bangsa Indonesia. Padahal, sebagai negara biodiversity, Indonesia kaya akan budaya dari berbagai penjuru mulai Sabang sampai Merauke. Keberagaman budaya tersebut menjadi keunikan luar biasa yang tidak ternilai harganya. Budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia telah mengangkat negeri ini dan banyak dikenal akan kerukunan dan spirit perjuangan hebat.

Namun kehebatan tersebut seakan sirna oleh waktu, sebagian warga negara ini tidak peduli pada eksistensi dan kemuliaan yang telah dibangun oleh nenek moyang Indonesia, rasa nasionalisme semakin berkurang dan seakan hilang ditelan sang waktu. Cobalah perhatikan saudara-saudara kita di daerah perbatasan, mereka adalah serambi muka Indonesia dengan bangsa lain yang notabene negara tetangga. Mereka menjadi pionir pertama dan merekalah orang-orang pertama yang secara tidak sadar menjadi pemuka bangsa dalam mempertahankan kedaulatan dan martabat bangsa Indonesia. Apabila sudah tidak tersisa lagi rasa cinta pada Indonesia, yakinlah bahwa tidak akan lama lagi daerah-daerah perbatasan lebih memilih melepas statusnya sebagai Warga Negara Indonesia dan mengajukan permohonan kewarganegaraan baru dari negara seberang.

Begitu penting dan strategisnya keberadaan warga Indonesia di daerah perbatasan dan seharusnya mereka turut diberi perhatian oleh pemerintah. Tapi akhir-akhir ini terdengar begitu banyak kabar kurang enak tentang kehidupan dan keseharian mereka. Warga negara Indonesia di daerah perbatasan Indonesia banyak yang sudah terbiasa menggunakan mata uang Ringgit Malaysia sebagai alat tukar dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan transaksi dilakukan langsung dengan warga Malaysia di seberang sana dan tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu Rupiah atau mata uang negara Indonesia.

Sebagian besar dari warga Indonesia menjual berbagai pernak-pernik khas suku-suku di Kalimantan, seperti pernak pernik Suku Dayak serta kain-kain tenun yang dikenal oleh dunia internasional sebagai kain tenun yang indah nan eksotis. Memang kita tahu bahwa batik, alat musik angklung, keris, serta Candi Prambanan telah diakui UNESCO dan belum lama ini sistem irigasi Subak di Bali juga telah diakui dunia internasional, lalu bagaimana dengan warisan budaya Dayak tersebut diakui menjadi pertanyaan yang cukup frontal.

Faktanya, kebanyakan dari kita tidak mengetahui bahwa kain tenun masyarakat Kalimantan sangatlah eksotis, tetapi ternyata masyarakat Indonesia sendiri kurang mengenal kain tenun dan pernak pernik khas masyarakat Dayak. Usut-usut, pernak-pernik tersebut banyak dijual langsung ke pedagang-pedagang pasar di Malaysia, dan warga perbatasan menjualnya dengan harga yang terbilang murah kepada pembeli dari Malaysia, padahal kain tenun dan pernak-pernik khas Dayak sangat digemari oleh wisatawan asing. Selain itu, akses dan fasilitas umum sangatlah jauh dari kata layak. Di salah satu titik perbatasan antara Malaysia dan Indonesia terdapat dua buah bendera, bendera kebangsaan Malaysia berkibar begitu elegan dengan kain yang bagus dan bersih serta tiang besi bercat putih sedangkan bendera lainnya adalah bendera kebangsaan Indonesia. Hal ironi terlihat di sana, karena bendera Indonesia terpasang menggunakan bambu yang sudah berwarna coklat tua dengan benderanya yang sudah kusut tidak terlihat adanya keindahan serta perawatan untuk tanda negara Indonesia.

Kesenjangan juga terlihat pada fasilitas umum seperti jalan. Jalan perbatasan yang masuk ke dalam kedaulatan Malaysia terbuat dari aspal hot mix yang dapat dilalui kendaraan dengan nyaman. Sedangkan di sisi lain, yakni jalan perbatasan yang masuk kedaulatan Indonesia tidak sedikit pun ada aspal terlihat dan bahkan tanahnya sangat menyulitkan baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan untuk melintasinya. Itu mungkin hal kecil, namun sangatlah penting. Ibarat sebuah rumah, serambi pada umumnya terlihat lebih bagus dan bersih sebab tempat pertama yang dilihat tamu adalah muka. Oleh karena itu, haruslah dirawat sangat baik agar tamu merasa segan masuk ke dalam rumah.

Begitu juga dengan negara Indonesia yang memiliki daerah perbatasan di Pulau Kalimantan. Banyak kegiatan dan event dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya sosialisasi mengenai daerah perbatasan. Misalnya iklan-iklan masyarakat di televisi dan berita-berita di media cetak. Berbagai artikel dari para penulis pun berusaha memaparkan dan menggambarkan keadaan yang memilukan di daerah perbatasan sana. Terasa cukup berhasil memang, namun ternyata tidak berimbas banyak untuk perubahan kehidupan masayarakat perbatasan. Oleh karena itu, pendidikan karakter dan rasa mencintai bangsa Indonesia bisa juga dilakukan melalui film-film yang beredar umum di khalayak. Film memiliki daya “sihir” yang dapat membuat seseorang tersenyum hanya karena menonton suatu tayangan walaupun dalam hitungan detik. Film bisa juga membuat para penonton meneteskan air mata karena menonton acara-acara sedih serta bisa juga membuat seseorang menjadi marah karena menyaksikan kekejaman suatu pemimpin diktator yang secara brutal menghabisi ribuan nyawa warganya.

Hal-hal tadi bisa dengan mudah dilakukan dengan menonton film. Ternyata film mempunyai efek “magic” cukup kuat dalam memengaruhi orang. Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan dibuatnya film-film mengenai perjuangan warga Indonesia dalam mempertahankan idealisme dan keyakinan rasa cinta pada Indonesia. Salah satu film yang cukup menggugah yakni film berjudul “Tanah Surga Katanya...”.  Film tersebut mengangkat perjuangan warga-warga perbatasan Indonesia dalam mengadang arus kecintaan menjadi penduduk Malaysia. Diceritakan dalam film tersebut salah satunya mengenai seorang anak yang rela menukar kain sarung yang baru dibelinya dengan bendera Indonesia yang digunakan seorang pemulung sampah sebagai tempat bagi sampah hasil pulungannya. Anak tersebut tidak kuasa menyaksikan Sang Saka Merah Putih diinjak-injak harga dirinya oleh orang lain di sana.

Tak jauh berbeda dengan kenyataan yang ada pada para pejabat negeri ini. Belum lama ini kita menyaksikan polemik dunia sepakbola Indonesia yang dicampuradukkan dengan berbagai kepentingan politik para tersangka sepakbola. Timnas Indonesia berangkat ke Malaysia tanpa dukungan penuh dari segenap warga Indonesia. Mereka berangkat dengan rasa pilu tanpa spirit luar biasa yang disuntikkan pada mental mereka. Dan kekalahan dari negeri Jiran menjadi pukulan telak yang menunjukkan bahwa nasionalisme dan integritas segenap warga Indonesia haruslah diperbaiki. Rasa cinta dan bangga akan kedaulatan bangsa Indonesia seharusnya ditumbuhkan dengan teknologi–teknologi yang mumpuni. Dunia perfilman memang cukup gencar menghasilkan karya-karya terbaiknya yang membawa misi pendidikan karakter dan nasionalisme Indonesia. Cerita-cerita yang diangkat merupakan kisah-kisah dari berbagai pelosok Indonesia, baik kemiskinan dan kekumuhan di daerah perkotaan seperti Ibu Kota, juga kisah-kisah perjuangan penduduk Indonesia di pelosok sana seperti di daerah terpencil dan daerah-daerah perbatasan. Film memiliki kekuatan influence bagi para penontonnya.

Apa pun yang terjadi, jangan sampai menghilangkan rasa cinta terhadap negeri ini;  Indonesia tercinta.

Tantan Taopik Rohman
Mahasiswa S-1 Fisika
Institut Pertanian Bogor

Artikel ini dimuat di media online okezone.com
http://kampus.okezone.com/read/2012/12/13/95/731852/pendidikan-karakter-melalui-film