Dear all,
SUIJI SLP 2015 was end, but lets keep contact and improve this program of sustain :)
Best Regards
Note: open the link below for download the file presentation
https://docs.google.com/file/d/0B8WgXPST0DRaMFNlSy1Mb0R1cWc/edit
Thursday, March 19, 2015
Desa Suniarsih, Bojong, Tegal (SUIJI SLP 2015)
![]() |
Desa Suniarsih SUIJI SLP 2015 |
Kondisi Umum Wilayah
IGTF
Program Internasional ini dilaksanakan di 2 site, yakni site Bogor dan site
Tegal. Site Bogor berlokasi di Desa Cikarawang dan Desa Situ Gede, sedangkan
site Tegal berlokasi di 4 desa, yakni Desa Bojong, Desa Karangmulya, Desa
Tuwel, dan Desa Suniarsih. Kami tinggal di Suniarsih selama 2 pekan dari 24
Februari sampai 10 Maret 2015. Kami tinggal di rumah Pak Taseh, Lurah Desa
Suniarsih yang dilantik sejak bulan Desember 2013. Pak lurah memiliki 1 istri
dan 6 anak.
Total
populasi Desa ini 2578 jiwa, terdiri dari 1337 laki-laki dan 1241 perempuan. Area
desa seluas 330 hektar dengan 576 kepala keluarga. Presentase penduduk
Suniarsih yakni 100% pemeluk agama Islam. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai
petani dan potensi produk pertaniannya ialah getah pinus, padi, singkong, dan
jagung. Sawah milik warga desa berada cukup jauh dari perkampungan dan hanya
bisa ditempuh dengan berjalan kaki sebab hanya jalan setapak yang tersedia
sejauh kuang lebih 3 km.
Perangkat
desa dipimpin Pak Lurah memiliki program kerja yang salah satunya ialah
pembangunan jalan desa dari rumah warga atau perkampungan ke sawah desa agar
distribusi pupuk, alat-alat pertanian, dan padi hasil panen lebih mudah
dilakukan mobilisasi yang lebih efisien waktu dan tenaga.
Desa
ini memiliki fasilitas pendidikan yakni 1 Paud, 1 sekolah dasar (SDN 1
Suniarsih), 1 MTS (MTS At-Tarmasie), dan 1 SMP (SMPN 1 Atap Bojong). Disini belum
ada SMA atau sederajat sehingga anak-anak yang hendak bersekolah harus pergi ke
Slawi (SMAN 1 Slawi) atau ke Tuwel (SMAN 1 Bojong). Selain itu terdapat
fasilitas rumah ibadah, terdapat 3 mushola dan 1 mesjid yang dapat digunakan
untuk solat Jumat.
Suniarsih
berada pada kurang lebih 800 meter di atas permukaan laut, memiliki udara
sangat sejuk, dan sumber air yang jernih. Desa ini memiliki curah hujan 23-32
mm/tahun dengan temperatur berkisar 23-32 oC. Desa ini berada cukup
dekat dengan Gunung Slamet sehingga saat musim hujan sering diselimuti kabut.
Tema program kami mengenai pengelolaan
sampah dan pertanian. Di desa ini belum ada bank sampah. Warganya membuang
sampah ke hutan dan ada juga yang membakar sampah di belakang rumah. Ada juga
warga yang mengubur sampah dan ada juga yang menjadikan sampah organik untuk
pupuk tanpa mengelolanya terlebih dahulu.
Hampir semua warga desa sudah mengetahui
tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, namun hampir semua warga tidak
tertarik dengan pembangunan bank sampah Suniarsih sebab mereka sudah terbiasa menjual
ke pengepul atau pemulung. Di Suniarsih sudah ada pengepul sampah dengan omzet
berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan.
Selain itu warga desa sangat sibuk dengan
kegiatan bekerja dan pengajian sehingga tidak sempat untuk pergi ke bank sampah
atau mengelolanya. Sebagian warga yang dewasa masih sulit berkomunikasi dengan
orang asing. Orang asing disini bukan hanya orang Jepang, tetapi orang diluar
sekitar Tegal dan Pemalang. Sehingga untuk melakukan interview, beberapa warga harus
diajak bicara secara pelan-pelan karena belum lancar berbahasa Indonesia dan
menulis. Namun untuk kalangan anak-anak sekolah dari mulai Paud sampai MTS
sudah dapat berkomunikasi dengan orang asing walaupun masih sedikit malu-malu.
Subscribe to:
Posts (Atom)